Saturday, January 11, 2020

Utara

Ada derap dada tiap kali mendengarkannya berbicara. Aku percaya bahwa yang hidup dapat menyalakan degup meski nyala makin meredup. Kini aku bertemu lagi satu manusia yang tak ingin aku ceraikan nyawa dari tubuhnya lewat untaian kata yang aku buat. Tak ada metafora untuk menggantikan jiwanya jika harus aku bunuh rasanya. Kepalaku adalah orbit tempat dunianya berputar. Tapi toh dunianya tak hanya berputar untukku. Aku tak ingin menginginkannya.

Wednesday, January 1, 2020

Menuju 2020

Aku tak begitu mengingat apa saja yang terjadi pada semester pertama 2019. Ingatanku hanya ada di bulan April. Selebihnya mungkin gagal sidang, menjalani hari-hari dengan biasa saja, kesepian, dan aku menikmati masa-masa kelamku.

Patah hati, ke Solo.
Pernah aku tulis di postingan berikut(tapi sepertinya akan segera dihapus karena ada hal yang menggembirakan). Tidak bisa dibilang patah hati terbaikku. Tapi dari patah hati tersebut aku belajar memaafkan dan menemui diri sendiri di Solo.


Sidang
Setelah pernikahan sahabatku tepat di akhir semester pertama 2019, 30 Juni 2019, tiba-tiba tangan dan otak bergerak untuk segera sigap menyelesaikan tanggungan Tugas Akhir. Ditambah lagi kepala departemen dan dosen pembimbing mengancam akan mengeluarkanku jika aku tak segera maju sidang. Hari-hari yang amat berat; menyelesaikan apa yang telah aku mulai. 26 Juli 2019 akhirnya selesai sidang. 

Image
S. Mat: Sarjana Mathemaesthetic

Klub Literasi Anak
Dua sampai tiga minggu setelah sidang, tiba-tiba seseorang menghubungiku untuk menjadi pengajar di Klub Literasi Anak atas rekomendasi Hestia Istiviani. Sudah lama penasaran dengan KLA dan tiba-tiba saja ada tawaran mengajar. Kesempatan yang tak pernah terpikirkan. Betapa menyenangkannya berbagi ilmu dan pengalaman bersama teman-teman kecil tentang dunia literasi(membaca dan menulis). Di KLA juga aku belajar banyak hal dari penggagasnya dan dari teman-teman kecil.


Jakarta
Wawancara program dari BEKRAF, SCARA 2019. Pertama kalinya menginjakkan kaki di tanah ibukota. Tak hanya wawancara, aku juga datang ke JILF yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki; pasar santa; POST; ketemu teman-teman; merasakan naik MRT, Trans Jakarta, dan KRL, dan banyak pengalaman seru.


Jakarta without saying its word.


SCARA 2019
Aku ingat betul baru sampai Surabaya hari Selasa pagi, badan langsung tepar. Ketika tidur, aku bermimpi kalau aku diterima dalam program SCARA 2019. Tiba tiba aku terbangun dan pukul 11 siang aku langsung mengecek surel. Alhamdulillah! Aku diterima menjadi salah satu dari 20 peserta terpilih.

Dari SCARA 2019 ini aku bertemu dengan teman-teman baru yang sefrekuensi, seru, dan menyenangkan! Salah satu pengalaman yang gak bisa aku lupakan dari SCARA adalah pertama kalinya naik pesawat dan tidur di hotel dibayarin! Haha, norak ya. Tapi untuk bisa bertemu dengan teman-teman SCARA 2019 dan dilatih oleh mentor-mentor kece adalah sebuah pengalaman yang tak disangka-sangka. Bikin pingin ikutan lagi tahun depan tapi BEKRAF sudah bubar. :(

Bersama kelompok 4: (ki-ka) Mas Chandra, Widan, aku, Kak Diva as mentor, Mba Dini, dan Koko.
Katanya mas Salman Aristo, 
"Sampai jumpa di industri!"


Wisuda
Setelah delapan tahun kuliah, akhirnya wisuda juga! Seperti janjiku kepada diriku sendiri, aku menari di acara wisudaku. Dan, aku punya dokumentasi acara wisuda di jurusan. Terima kasih, Cici!




Indonesia Menari
Entah kapan mulai berpikir untuk mengikuti ajang Indonesia Menari. Awal tahun 2019 kemarin aku memutuskan untuk ikut sanggar tari lagi, Komunitas Kuwung. Yang punya sanggar masih muda pun. Oktober kemarin dia menantang kami untuk ikut Indonesia Menari 2019 di Solo. Berbekal nekat, kami berenam berangkat termasuk dia.


Kami tak membawa piala. Karena tujuan kami bukanlah piala atau kemenangan. Tujuan kami adalah berangkat ke Solo dan mengikuti lomba. Menyenangkan sekali bisa tiba-tiba menyoret salah satu mimpi di list tanpa disangka-sangka.

Antologi Pertama
Sebelum menghitung mundur pergantian tahun, Ihdina tiba-tiba mengirimkan pesan lewat WhatsApp. Begini isinya:


Tulisanku lolos kurasi. Tulisan patah hati yang aku bahas di pembuka postingan ini aku ikutkan lomba. Tulisan dari 25 penulis yang lolos kurasi akan diterbitkan menjadi antologi. Berikut tautan pengumumannya.


*
2019 adalah tahun yang begitu tak terduga. Banyak mimpi yang tiba-tiba mewujud di tahun ini. Mimpi yang ditulis, mimpi yang diucap, bahkan mimpi yang masih dalam angan-angan. 

Di akhir tahun 2019 juga aku belajar mencintai diri sendiri, belajar menerima apa yang telah terjadi pada diriku. Semua hidup ternyata punya siasat. Ternyata benar kata orang-orang. Semua terasa mudah jika kita mampu mencintai diri sendiri. Aku lebih bisa mendengarkan apa yang dibutuhkan oleh diri. Bisa menahan apa saja yang menjadi nafsu yang dulu sering aku turuti.

Desember pertengahan kemarin juga memulai projek kecil-kecilan bersama dua orang teman yang masih belum bisa aku umumkan sekarang. Nanti, ya! Kami juga tak sabar menyajikannya ke hadapan kalian.

Tahun 2019 juga mencoba berbagai kota. Surabaya, Malang bertemu dengan Ayu Utami, Jakarta untuk SCARA 2019, Solo setelah patah hati dan Indonesia Menari, Jogjakarta mengunjungi JAFF, dan Trenggalek dengan pergantian tahun.

2020 nanti aku ingin lebih mencintai diri sendiri, lebih banyak menulis, dan berkarya. Aku siap menyambut kejutan-kejutan 2020! Termasuk jatuh cinta dan patah hati.

Pergantian tahun 2020 kemarin aku memutuskan untuk menghabiskannya di Trenggalek. Membawa laptop, menulis, dan memotret. 


xx,
rah