Desember belum pergi. Sepertinya ia akan menginap untuk enam hari ke depan. Mari kita jamu Desember dengan kenangan-kenangan indah sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan kita. Barangkali dengan menjamu Desember dengan hal-hal baik tahun ini, ia akan datang menjumpai kita tahun depan. Desember telah mengajari kita bahwa tak ada hal-hal yang benar-benar menetap. Ia akan pergi dan berganti dengan hal lain. Maka sebelum hal tersebut benar-benar pergi, mari beri segala hal baik yang kita punyai.
Januari memang telah kita tinggalkan sebelas bulan yang lalu. Tapi siapa sangka, setelah Desember pergi nanti, Januari yang lain akan menyambut kita. Januari juga telah mengajari kita bahwa apa yang telah kita tinggalkan dapat kita jumpai di masa yang akan datang. Semoga akan tetap seperti itu. Barangkali Januari kemarin atau Januari-Januari sebelumnya telah melukai kita tentang banyak hal. Mau tak mau, suka tak suka, kita harus menghadapi Januari esok.
Hidup memang bukan melulu tentang Desember dan Januari yang berdampingan namun terpisahkan tahun dan kalender. Atau pola datang-pergi seperti yang saya kemukakan di atas.
Kali ini saya ingin menerka tentang sebuah hal yang datang bulan ini. Saya juga ingin membicarakan hal-hal tentang kehadiran tanpa kepergian. Namun saya tak miliki kuasa yang cukup untuk membicarakan tentang hal itu. Barangkali tulisan kak Theo yang ditulis nyaris empat tahun yang lalu (dan kebetulan) tepat pada tanggal ulang tahun saya dapat mewakili:
Tuhan jika memang Engkau memilih dia untuk saya. Saya mau belajar mencintai semua kekurangannya. Buka jalan untuk kami. Kasih hatinya melekat untuk saya. Dan hanya saya yang dia pikirkan di dalam hari-harinya. Bahwa saya menyayanginya. Dan ajar kami punya rasa sayang yang murni. Dan jika memang Engkau memilih dia untuk saya, kasih saya pintar untuk melihat tanda. - Theoresia Rumthe (selengkapnya)Semoga segala hal baik akan kembali baik pada nantinya.
No comments:
Post a Comment