Seseorang pernah berbicara tentang teori rumah. Ia berteori bahwa rumah tak pernah menjadi barang bekas bagi penghuninya yang baru. Juga sebaliknya, penghuninya akan mendapat julukan penghuni baru tiap baru saja menempati sebuah rumah. Kata 'bekas' atau 'lama' hanya menjadi sebutan bagi yang terdahulu.
"Itulah mengapa sebutan 'rumah' biasanya dikaitkan dengan 'kekasih' atau orang yang dicintai," katanya.
"Kalau rumahmu bagaimana?"
"Rumahku tak jauh dari stasiun, bandara, dan terminal. Itulah mengapa aku terobsesi dengan berkelana."
"Tak ada pelabuhan?"
"Tak ada. Aku tak hendak berlabuh."
Sejak saat itu aku mengurung keinginanku untuk menanyakan kepadanya tentang teori pulang.
"Itulah mengapa sebutan 'rumah' biasanya dikaitkan dengan 'kekasih' atau orang yang dicintai," katanya.
"Kalau rumahmu bagaimana?"
"Rumahku tak jauh dari stasiun, bandara, dan terminal. Itulah mengapa aku terobsesi dengan berkelana."
"Tak ada pelabuhan?"
"Tak ada. Aku tak hendak berlabuh."
Sejak saat itu aku mengurung keinginanku untuk menanyakan kepadanya tentang teori pulang.
*
rahamnita
Jadi teringat tentang cerita tentang Teori bintang di langit.
ReplyDelete